1

3 Langkah Sukses

Posted by Hobi Ternak on 1:42:00 AM


- Dany Liu's - : Sering kali tolak ukur derajat orang diukur dengan sebuah kata yaitu "SUKSES". Lalu, banyak sekali orang mengejar - ngejar untuk mendapatkan gelar sukses tersebut. Namun banyak pula orang yang tak tahu, bahwa untuk sukses tidaklah sulit. Tergantung bagaimana kita memandangnya. Berikut 3 langkah menuju SUKSES.

1. Tentukan Impian atau Cita - Citamu! Ketika kamu ingin memiliki sebuah gelar yang istimewa ini, kamu tentu perlu sebuah angan - angan tentang apa yang ingin kamu capai dalam menentukan suksesmu. Impian ini berbeda - beda pada setiap orang, entah itu menjadi owner supermarket? Menjadi artis? Menjadi Pilot? Atau apapun itu, yang terpenting adalah, impian itu sesuai dengan keinginan hatimu dan bukan paksaan!

2. Melangkah dan Lakukan! Impian yang telah kamu miliki itu adalah tujuan utama dari hidupmu menuju gelar sukses, maka mulailah melangkah dengan melakukan semua kegiatan - kegiatan yang mengarah pada impianmu. Ketika impianmu adalah menjadi Artis, melangkahlah menuju tempat dimana banyak artis bermunculan, kemudian, lakukan! Artinya lakukanlah berbagai hal seperti mengikuti casting, ataupun mengikuti audisi pencarian bakat yang sering diadakan untuk mencari bakat - bakat artis. Intinya adalah lakukan hal - hal yang berkaitan dengan impianmu itu namun tidak sebatas melakukannya saja tapi tetap melangkah, kembangkan hal - hal tersebut hingga akhirnya mencapai titik tertinggi yaitu IMPIANmu!

3. Genggam dan Pertahankan. Yakinlah bahwa semua langkah yang kamu lakukan dalam mencapai kesuksesan adalah tidak sia - sia. Dan ketika impianmu tercapai maka syukurilah itu dan pertahankan hingga bahkan dikembangkan.

Jadi tidak sulit bukan? Bahkan sesimple ini,,hanya butuh 3 langkah untuk mencapainya! Ini semua tergantung cara pandangmu tentang sulit atau tidaknya menyandang gelar "SUKSES".

3

Cara Mengukur Betapa Suksesnya Kamu

Posted by Dany Liu's on 1:54:00 AM
Debat Terbuka Calon Ketua & WaKet Senat Mahasiswa 2013/2014 
- Dany Liu's - : "SUKSES" sebuah kata yang sangat diimpi - impikan oleh banyak orang. Mengapa tidak, karena sukses menjadi tolak ukur seseorang dalam banyak hal baik itu sosial, ekonomi, maupun dalam karir politik. Sosial - tentu dengan suksesnya kita akan berpengaruh terhadap sosial kita dalam masyarakat, kita lebih dikenal banyak orang. Ekonomi, sangat jelas, orang sukses pasti ekonominya baik. Politik? Banyak orang sukses yang akhirnya terjun ke dunia politik.
Tingkat pengukuran SUKSES sangatlah relatif tergantung setiap orang memandangnya. Sesungguhnya pencapaian akan impian maupun cita - cita adalah sebuah kesuksesan. Semisal, kamu memiliki impian untuk mendapat peringkat pertama di sekolahmu, ketika akhirnya kamu meraihnya itu artinya kamu "Sukses".
Mudah saja untuk menentukan apakah kamu dikategorikan "SUKSES" atau tidak sukses? Ketika kamu mempunyai mimpi - lalu kamu memperjuangkan mimpimu - dan akhinya mimpimu itu tercapai, maka kamulah orang SUKSES untuk dirimu!
SUKSES itu tidak hanya melulu soal materi, ketika kamu memiliki impian untuk membahagiakan orang tuamu, dan akhirnya kamu mampu membuat orang tuamu bahagia. Hal itupun dapat dikategorikan sebagai kesuksesan. Jadi SUKSES tidak hanya soal "Uang".
Mudah bukan untuk mengukur apakah kamu termasuk orang yang SUKSES atau bukan? Kamu sendirilah yang menilainya. Ketika kamu menilai dirimu SUKSES dengan tercapainya semua impian - impianmu, dengan sendirinya orang - orang disekitarmu akan menganggap bahwa kamulah orang SUKSES itu.

0

Pendaftaran UKM Pemrograman STIKOM

Posted by Dany Liu's on 9:02:00 PM
Buat temen - temen yang pengin daftar UKM Pemrograman "Smarter" Cekidot Linknya dibawah ini ye :)

https://docs.google.com/forms/d/1B-Etqe7-6vI4_Qsxse5dvUfPS5532DUTvW10-Z5Ui8Y/viewform


0

Presentasi Pemrograman Dekstop

Posted by Dany Liu's on 6:18:00 AM
Halo Netters, besok pagi adalah hari pertama bagi seluruh mahasiswa baru angkatan 2013 dikampusku, yap betul, masa – masa OSPEK selama 3 hari, dan besok pula, aku diminta tolong oleh ketua UKM Pemrograman untuk mempresentasikan beberapa hasil program yang telah aku buat.
Lumayan kan? Itung – itung tebar pesona ke mahasiswa baru, siapa tau nyantol satu,wkwkwkw… *wis tuek ngarep wae* :D
Bebepara program Visual Basic 6.0 yang sudah aku siapkan untuk dipamerkan besok adalah ; 1. Calculator Sederhana, 2. Stopwatch, 3. TicTacToe Game, 4. Chess Game, 5. Foto Demonstrasi Editing, 6. Chat, 7. Program Kasir, 8. Sistem Inventory :D Nah, lain kali bakal aku bahas satu - satu nih program, tapi klo pas sempet ye? soalnye udah mulai sibuk mikirin Tugas Akhir e,wkwkwk *gaya*

Semoga beneran nyantol satu ye… amin… hahhahaha :D

0

"Dulu Digusur Jadi Mal, Era Jokowi Jadi Ruang Terbuka"

Posted by Dany Liu's on 1:04:00 AM

JAKARTA, KOMPAS.com — Penggusuran permukiman warga di Jakarta bukan cuma terjadi di era pemerintahan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo. Namun, penggusuran di era sebelum Jokowi dan kini ada bedanya.

"Setidaknya saat ini sudah ada pergeseran. Bila pada sebelumnya setiap penggusuran berubah menjadi mal, saat ini lebih difungsikan sebagai area terbuka," kata Ketua Jurusan Perencanaan Kota dan Real Estat Universitas Tarumanagara, Suryono Herlambang, kepadaKompas.com, Jumat (30/8/2013).
Menurutnya, penolakan selalu muncul dari setiap penertiban. Biasanya yang sering menjadi permasalahannya adalah tempat tinggal dan pekerjaan. Sering kali warga menolak direlokasi karena alasan jauh dari tempatnya bekerja selama ini.
Ada pula yang tidak mau direlokasi karena mempunyai usaha yang menguntungkan dari tanah tersebut. Penolakan tersebut membuat warga enggan pindah walaupun sudah diberikan surat peringatan untuk segera meninggalkan tempat tersebut sehingga, pada saat penggusuran, mereka harus berhadapan dengan aparat yang bertugas menertibkan.
Padahal, kata dia, Jokowi menertibkan untuk membereskan masalah yang selama ini ditelantarkan oleh gubernur-gubernur DKI sebelumnya, seperti normalisasi Waduk Pluit dan Waduk Ria Rio, serta penertiban PKL.
"Langkah yang diambil Jokowi memang belum langsung bisa membuat Jakarta bebas dari banjir, tapi yang jelas Jokowi ada upaya untuk memperbaiki masalah yang ditelantarkan," ucapnya.
Meski begitu, Suryono mengingatkan Jokowi agar lebih berhati-hati saat penggusuran dan tidak melakukan kekerasan. "Walaupun untuk hal positif, tetap harus melalui pendekatan persuasif dan menampung segala problem warga. Jangan main gusur saja karena itu adalah cara yang salah," ujar dia.
Jokowi dengan timnya harus memiliki empati terhadap warga dengan menyediakan tempat dan tidak main lepas begitu saja. Warga yang digusur juga tidak boleh sampai kehilangan pekerjaannya. Dalam hal ini, Dinas Sosial harus ikut berkerja sama membantu mereka.



0

Bahkan Indiapun Mencari Sosok Jokowi

Posted by Dany Liu's on 12:58:00 AM
Karakter tokoh utama yang mendominasi panggung politik Indonesia dan India jelang pemilihan umum di dua negara itu tahun depan semuanya sama kecuali satu, yaitu Indonesia punya sosok Joko Widodo atau Jokowi dan India tidak punya. Demikian tulis wartawan dan penulis India, Pallavi Aiyar, dalam kolom opininya di The Hindu, Senin (29/7/2013). 

Seperti Indonesia, India juga akan mengadakan pemilihan umum tahun depan. Aiyar menulis, dibanding India, Indonesia merupakan negara demokrasi muda. Demokrasi Indonesia baru 15 tahun usianya terhitung sejak rezim diktator Soeharto tumbang tahun 1998. Walau terbilang muda, demokrasi Indonesia punya kesamaan dengan India dalam hal kekisruhannya dan riak semangatnya. "Kegaduhan, serangkaian demonstrasi politik, serikat buruh yang blak-blakan, dan pers yang tegas merupakan bagian dari lanskap politik di kedua negara," tulisnya.

Aiyar memaparkan, kedua negara menghadapi masalah yang kurang lebih sama, yaitu korupsi yang merajalela dan infrastruktur yang buruk, kesenjangan, dan kerusakan lingkungan. 

Sebuah survei tentang pemain utama dalam drama pemilu tahun depan di Indonesia mengungkapkan pola dasar yang akrab bagi orang India. Aiyar lalu menyebut tokoh-tokoh yang muncul dalam panggung politik Indonesia saat ini yang diperkirakan akan maju dalam pemilu tahun depan. Ia melihat sosok dari dinasti politik, orang kuat yang otoriter, pengusaha bermasalah dan sosok garis keras dari kalangan agama. Pola seperti itu, tulisnya, sama dengan yang terjadi di India.

Namun, Indonesia punya kartu As yang tak dimiliki India, kata Aiyar, yaitu "politisi pendatang baru berusia 52 tahun bernama Joko Widodo, Gubernur Jakarta yang rendah hati dan sangat populer, yang belum mendeklarasikan pencalonannya, tetapi yang dalam setiap jajak pendapat baru-baru ini telah memperlihatkan bakal menjadi pemenang dalam pemilu tahun depan, jika dia maju dalam pemilihan presiden."

Selanjutnya, Aiyar mengambarkan sosok Jokowi. Dia antara lain menulis bahwa Jokowi merupakan putra tukang kayu yang sukses menjalankan bisnis furnitur sebelum memasuki keriuhan politik tahun 2005 sebagai wali kota Solo. Saat sebagai wali kota, Jokowi dikatakan berhasil mengubah kota yang penuh kejahatan menjadi pusat kawasan untuk seni dan budaya. Jokowi melawan korupsi dan mendapatkan reputasi yang langka untuk kejujuran, bahkan menolak untuk menerima gaji dari negara atas pekerjaannya sebagai wali kota. Dia menerapkan beberapa kebijakan pro-orang miskin, termasuk yang membantu merehabilitasi PKL. Pada 2009, Jokowi terpilih kembali menjadi wali kota Solo dengan raihan suara yang belum ada presedennya, yaitu 90 suara.

"Tahun lalu, ia mempersingkat masa jabatan keduanya sebagai wali kota ketika ketua partainya, Megawati, memintanya untuk maju sebagai calon PDI-P dalam pemilihan Gubernur Jakarta. Dia memilih Basuki Tjahja Purnama, seorang Kristen keturunan China, sebagai pasangannya, sebuah langkah yang menggarisbawahi komitmennya untuk visi pluralistik Indonesia," tulis Aiyar.

"Tidak mengherankan bahwa Jokowi sering dibandingkan dengan Barack Obama," lanjut Aiyar. Seperti Obama, Jokowi adalah pemimpin karismatik yang menarik pemilih, menjanjikan harapan dan perubahan. "Ia tidak ternoda dosa-dosa korupsi, kolusi, dan nepotisme. Jalannya menuju kesuksesan pemilu tidak melalui jalur biasa untuk kekuasaan politik, yaitu militer, bisnis besar, dinasti yang diwariskan, dan ideologi Islam."

Menurut Aiyar, Jokowi adalah produk dari proses desentralisasi di Indonesia yang telah mengalihkan banyak fungsi pemerintahan ke tingkat kabupaten, dan pemilihan langsung untuk jabatan bupati, wali kota dan gubernur yang telah dilembagakan. Walau proses desentralisasi telah menyebabkan korupsi marak di tingkat lokal, tulis Aiyar, munculnya politisi seperti Jokowi adalah contoh sukses dari desentralisasi. 

Namun tulis Aiyar, untuk meraih kursi presiden, Jokowi menghadapi sejumlah hambatan. Kini ia sibuk sebagai Gubernur DKI Jakarta. Bila tidak sedang "blusukan" dia biasanya dapat dijumpai tengah mengunjungi pasar dan daerah kumuh untuk mendapatkan gambaran tentang kondisi mereka, dari tangan pertama. Walau banyak kalangan meramalkan ia bisa menjadi presiden Indonesia berikutnya, jalannya masih panjang. "Karena bisa saja Ketua PDI-P, Megawati (Soekarnoputri), yang telah dua kali kalah dalam dua pemilu terakhir, akan maju sekali lagi, dan itu menghalangi kesempatan Jokowi." tulis Aiyar.

Selain itu, Jokowi, menurut Aiyar, belum punya banyak (prestasi) yang ditunjukkan selama berapa bulan di sebagai gubernur Jakarta. Aiyar mencatat skema kartu kesehatannya sebagai salah satu contoh terbosan walau masih bermasalah karena ada sejumlah rumah sakit yang keberatan dengan skema itu. Lalu lintas Jakarta pun tetap macet, meskipun rencana yang telah tertunda lama untuk sistem transportasi cepat massal berbasis rel sudah dihidupkan kembali. Tingkat polusi yang tinggi dan banjir saat musim hujan masih berlanjut.

"Namun, untuk saat ini, Jokowi mendapatkan manfaat dari keraguan para pemilih yang semakin matang yang menginginkan pemimpin yang bersih, berorientasi kinerja, bukan terperosok dalam politik ideologi atau identitas."

"Tentu saja, Jokowi punya jalan panjang untuk ditempuh. Namun, fakta bahwa seorang calon seperti dia punya kesempatan menjadi presiden merupakan keuntungan bagi Indonesia. Di India, dengan 66 tahun sejarah demokrasinya telah gagal memunculkan calon yang sepadan meskipun pemilih semakin kecewa dengan para politisi tua. Jika Jokowi adalah Obama Indonesia, orang mungkin bertanya, di manakan sosok Jokowi India?" demikian Aiyar menutup opininya.



Copyright © 2009 Dany Liu's All rights reserved. Theme by Laptop Geek. | Bloggerized by FalconHive.